Penghargaan Untuk Inovasi Kopi, Bupati OKU Kembali Perkenalkan Kopi Liberika

Penghargaan Untuk Inovasi Kopi, Bupati OKU Kembali Perkenalkan Kopi Liberika

Palembang, -Sukses melakukan Inovasi terobosan pertanian & perkebunan berkelanjutan, khususnya budidaya Kopi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU diganjar penghargaan Appreciation Of Collaboration 2025 Sustaianable Agricultural & Platation Breakthrough oleh media Sriwijaya Post. Penyerahan penghargaan itu dilakukan oleh Kepala Newsroom Sripo-Tribun Sumsel Yudie Thirzano kepada Bupati OKU H Teddy Meilwansyah S.STP.,M.M.,M.Pd dalam kegiatan Talkshow “Jelajah Kopi Sumatera Selatan” di Ballroom Sriwjaya OJK Palembang pada Jum’at, 5 Desember 2025 siang.

OKU menerima penghargaan dengan kategori “Budidaya Kopi robusta Ulu Ogan dengan keunikan rasa mirip kopi arabika”. OKU menerima penghargaan bersama dengan 6 Kabupaten lainnya sebagai penghasil Kopi di Sumsel Yakni Pagaralam, Empat Lawang, Lahat, Muaraenim dan OKU Selatan. OKU sendiri merupakan Kabupaten ke 5 terbesar produksi Kopi di Sumsel.

Luas perkebunan Kopi di OKU Sekitar 22.099 Ha, dengan total produksi Kopi sebanyak 20.665 ton biji kopi kering per tahun dengan jumlah petani kopi sebanyak 20.988 Petani. Sebaran kebun Kopi di OKU banyak ditemui di kecamatan Pengandonan, Ulu Ogan, Muara jaya, Lengkiti dan Sosoh Buay Rayap. “komoditas Kopi di OKU berdasarkan statistik perkebunan, pada tahun 2023 luas panen di OKU sekitar 17.216 ha dengan produksi sebanyak 16.355 ton, tahun 2024 luas panen 17.221 ha dengan produksi 20.665 Ton dan pada tahun 2025 ini luas lahan panen meningkat menjadi17.226 ha dengan produksi 20.671 Ton,” paparnya

Pemkab OKU terus berupaya melakukan pengembangan Kopi di OKU, pada tahun 2022 Pemkab OKU telah menyalurkan bibit Kopi sebanyak 1.750 bibit dan pada tahun 2023 sebanyak 500 bibit. Penerbitan STDB kopi sebanyak 1.222 persil pada thun 2024 dan tahun 2025. Serta melakukan pembinaan terhadap UMKM dan Industri Kopi di OKU.

Dalam kesempatan Talkshow itu juga Bupati OKU H Teddy Meilwansyah kembali memperkenalkan “Kopi Liberika”, orang nomor satu dibumi sebimbing sekundang ini memaparkan Sejarah, habitat dan Pesebaran Kopi liberika memiliki rasa yang khas, aroma dan cita rasa yang kuat dibandingkan dengan jenis kopi yang lain. “Kopi Liberika ini memiliki cita rasa yang unik, rasanya tidak sepahit robusta, Aroma khas dan kuat seperti nangka asam dan sedikit menyerupai roma arabika, jadi ini perpaduan aroma yang khas, jadi sangat cocok bagi pencinta dan penikmat kopi,” bebernya.

Kopi liberika memiliki potensi ekonomi yang tinggi, dari segi harga Kopi liberika lebih tinggi dari jenis Kopi lainnya, Khusus di wilayah Baturaja harga bubuk Kopi liberika bisa mencapai Rp 220 ribu per kilogram. “ Nilai ekonomisnya cukup tinggi, Dalam kondisi ideal kopi jenis liberika ini bisa dipanen setiap 20 hari sekali, dan perbatangnya bisa mengasilkan 15 – 20 kg buah Kopi,” tambahnya.

Jenis kopi liberika berguna sebagai penjaga kelestarian alam, Tanaman kopi liberika merupakan tanaman yang kuat dan toleran terhadap serangan hama, Penyakit dan lingkungan dekat panas, serta kelembapan udara yang tinggi sangat cocok untuk di dataran rendah. Untuk di OKU jenis kopi ini bisa ditemukan di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Semidang Aji, Kecamatan Lengkiti dan Sosoh Buay Rayap. “Saat ini prospek pemasaran dan permintaan kopi liberika di Sumsel khususnya di Baturaja sampai Palembang masih sangat menjanjikan, pasar sangat terbuka bahkan masih banyak permintaan,” imbuhnya.

Dikatakan Teddy, Pemkab OKU terus melakukan langkah upaya pengembangan, bahkan dirinya telah meminta Dinas pertanian OKU untuk melalukan pembinaan petani untuk mediseminasikan pola tanam kopi liberika, “Kopi Liberika ini bisa ditanam secara tumpang sari atau sebagai tanaman penyela diantara tanaman lainnya, biasanya ditanam masyarakat yang memanfaatkan space kosong dari lahan yang ada seperti disela-sela tanaman karet atau tanaman lainnya, sehingga lahan para petani ini memiliki komoditas lainnya yang bisa menghasilkan nilai ekonomi dan pendapatan rumah tangga tani, kita juga telah meminta Dinas Koperasi untuk membentuk koperasi dalam pemasaran Kopi liberika sehingga para petani juga bisa ikut menentukan harga jual kopi liberika,” tandasnya. (TIM)